Aliansi.co, Jakarta- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim untuk memperbesar dan memperbanyak anggaran pendidikan dan riset di perguruan tinggi.
Jokowi meyakini presiden yang akan datang tidak akan berani memotong anggaran karena perguruan tinggi memiliki peran strategis menjadi lembaga riset.
Hal itu ditegaskan Jokowi di acara Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia yang diselenggarakan di Graha Unesa Kampus II, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, pada Senin (15/2024).
“Artinya lagi Pak Nadiem, anggarannya diperbesar. Enggak apa-apa dimulai tahun ini, nanti kan sudah ganti presiden, tapi dimulai dulu yang gede,” kata Jokowi dilansir dari kanal YouTube Setpres, Senin (15/1/2024).
“Entah itu 01, entah 02, entah itu 03, tapi dimulai dulu. Enggak mungkin kalau Pak Nadiem sudah menambahkan banyak, presiden yang akan datang enggak akan berani motong,” sambungnya.
Menurut Jokowi, optimalisasi tersebut bukan hanya dari anggaran dan pendapatan belanja negara (APBN) serta anggaran dan pendapatan belanja daerah (APBD), tetapi juga dari dana abadi yang dimiliki.
Jokowi menegaskan bahwa optimalisasi anggaran tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan rasio penduduk berpendidikan magister (S2) dan doktoral (S3) terhadap populasi produktif.
Saat ini, lanjut Jokowi, rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 terhadap populasi produktif di Indonesia cukup rendah yaitu di angka 0,45 persen.
“Sekali lagi saya sangat paham semua upaya tersebut membutuhkan anggaran, membutuhkan pembiayaan di tengah tekanan berat fiskal kita, tapi apapun yang namanya sumber daya manusia menjadi sangat penting dalam 5, 10 tahun ke depan dan itu akan menjadi kunci,” lanjutnya.
Jokowi pun mendorong seluruh perguruan tinggi terus berkolaborasi untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan bangsa.
“Saya mengajak seluruh perguruan tinggi untuk menguatkan kolaborasi dan sinergi serta melahirkan lebih banyak solusi-solusi untuk mewujudkan kemajuan negara kita Indonesia,” ucapnya.
Jokowi juga menekankan bahwa lembaga pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkualitas.
Dengan jumlah dosen dan tenaga peneliti yang besar, Jokowi meyakini pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta inovasi melalui riset yang berkualitas dapat terus diperkuat.
“Yang sering juga saya sampaikan yang bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan, tapi juga mau terus belajar. SDM yang kuat fisik, mental, dan moralnya. SDM yang inovatif menghasilkan karya-karya yang berkualitas,” ujarnya.
“Oleh karena itu, saya akan memerintahkan kepada BRIN untuk menjadi orkestrator penelitian bersama Bappenas untuk merancang kebutuhan riset kita, untuk menjawab tantangan yang akan kita hadapi itu apa, dan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada di depan kita itu apa,” tambahnya.