Aliansi.co, Jakarta- Survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan PDI-P masih mendapatkan dukungan besar, terutama dari kelompok pemilih kritis.
Hal itu disampaikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam paparan rilis survei yang digelar secara daring, Selasa (25/4/2023).
“Jika pemilihan umum (pemilu) dilaksanakan ketika survei dilakukan, yakni 18-19 April 2023, PDI-P mendapat dukungan terbesar di kelompok pemilih kritis, yaitu 16,1 persen,” ujar Deni
Saiful Mujani menyebutkan kenaikan yang ada terhadap delapan partai lainnya di parlemen juga tak begitu masif untuk April 2023 dibanding April 2020.
Dalam periode survei yang sama, lanjut dia, ada peningkatan untuk delapan partai lainnya.
Khusus Gerindra, kenaikan pemilih kritis berdasarkan survei terjadi di 2023 sekitar 11,7 persen dibandingkan 2020 sekitar 9,2 persen.
Berikutnya adalah Golkar dari 5,1 persen pada 2020 menjadi 8,7 persen di 2023,” lanjut dia.
Kenaikan Golkar dia sebut menjadi yang paling signifikan dan besar dibanding partai lainnya.
Beralih ke PKB, dalam tiga tahun terakhir ada peningkatan pemilih kritis dari 4,2 persen menjadi 6,1 persen.
Sementara itu PKS, dari 3,6 persen ke 4,4 persen.
“Demokrat dari 3,6 persen di periode yang sama April 2020, menjadi 5,1 persen di 2023. NasDem untuk pemilih kelompok kritis dari 3,4 persen di 2020 menjadi 4,9 persen di 2023,” kata dia.
Saiful menerangkan, peningkatan dari partai-partai yang ada tidak begitu besar, apalagi dibandingkan dengan Golkar.
Dua partai terakhir pun, dia sebut sama saja, dari PPP dari 0,8 persen pada April 2020 menjadi 2,3 persen di 2023. Sedangkan PAN dari 1,4 persen menjadi 1,6 persen di 18-19 April 2023.
Saiful memaparkan, survei yang dilakukan SMRC merupakan serangkaian survei nasional yang dikumpulkan dengan metode telpon dan tatap muka.
Khusus pemilih kritis, dilakukan dengan telpon, mengingat populasi pemilih kritis merupakan WNI berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki handphone.
“Pemilih kritis ada sekitar 80 persen dari populasi pemilih nasional,” kata dia.
Meski demikian, dalam proses pemilihan responden, dia lakukan metode random digit dialing (RDD) yang merupakan cara memilih sample melalui proses pembangkitan nomor secara acak.
Dari metode yang ada, terpilih secara acak sekitar 16.704 responden, dan ada sekitar 1.984 responden yang berhasil diidentifikasi sebagai ciri yang ada.
“Tapi dari jumlah itu, ada sebanyak 831 responden yang berhasil diwawancara hingga selesai. Margin of error diperkirakan +- 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen,” tutur dia.