Aliansi.co, Jakarta- Suara sirine tanda peringatan adanya bahaya berbunyi di kantor Wali Kota Jakarta Selatan, pada Rabu (30/10/2024) siang.
Melalui speaker pengeras suara, seorang petugas menyampaikan bahwa terjadi gempa bumi dan kebakaran di kantor walikota.
Mendengar hal itu, ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berada di dalam kantor berhamburan untuk menyelamatkan diri keluar gedung.
Dalam kondisi gelap gulita lantaran listrik mati, para ASN berbondong-bondong menuruni anak tangga menuju lantai dasar.
“Tenang bu, tenang, jangan panik. Ini hanya simulasi gempa bumi dan kebakaran bapak-ibu” kata seorang petugas berseragam warna oranye di ujung tangga darurat lantai dasar gedung Kantor Wali Kota Jakarta Selatan.
Ternyata, pemberitahuan adanya gempa dan kebakaran tersebut adalah rangkaian kegiatan Gladi Simulasi Penanggulangan Bencana Gempa dan Kebakaran yang digelar Pemerintah Kota Jakarta Selatan.
Kegiatan ini melibatkan seluruh Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan dipantau langsung oleh Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Selatan, Ali Murthadho.
Ali Murthadho menjelaskan bahwa tujuan utama dari simulasi ini adalah untuk mengevaluasi infrastruktur gedung, khususnya terkait jalur evakuasi, serta kesiapsiagaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertugas dalam penanggulangan bencana.
“Kegiatan ini sudah direncanakan kurang lebih sebulan. Intinya, kami ingin melatih refleks pegawai jika terjadi kebencanaan,” ujarnya.
Konsep ‘refleksitas’ yang dimaksud Ali berarti setiap ASN diharapkan dapat secara mandiri mengamankan diri mereka saat bencana terjadi.
“Jika mereka bisa melindungi diri, maka mereka juga bisa membantu teman-temannya,” tambahnya.
Ali menekankan pentingnya kegiatan simulasi penanggulangan bencana, terutama bagi gedung-gedung tinggi di Jakarta Selatan, untuk memastikan bahwa seluruh karyawan mengetahui jalur evakuasi dan tindakan yang perlu diambil.
“Jadi, seluruh karyawan harus hapal ke mana mereka harus pergi ketika terjadi bencana. Ini adalah hal yang harus selalu dilatih,” tegasnya.
Kegiatan simulasi ini direncanakan akan dilaksanakan minimal dua kali dalam setahun.
Ali berharap bahwa dengan adanya latihan rutin, kesadaran dan kesiapsiagaan pegawai dalam menghadapi bencana akan meningkat, sehingga mereka lebih siap dalam situasi darurat.
“Melalui latihan seperti ini, kita tidak hanya meningkatkan kesadaran akan bahaya bencana, tetapi juga membangun solidaritas di antara pegawai dalam menghadapi situasi kritis,” tutupnya.
Dengan upaya ini, Pemkot Jakarta Selatan menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan masyarakat serta pegawai, sebagai langkah proaktif dalam mitigasi bencana.