Aliansi.co, Jakarta- Peristiwa meledaknya kilang minyak Pertamina Dumai, Minggu (2/4/2023), menjadi perhatian anggota DPR RI.
Padahal, peristiwa ledakan Depo Pertamina Plumpang hingga kini masih menyisakan masalah.
Anggota Komisi VII DPR RI Syaikhul Islam menyatakan keheranannya atas peristiwa meledaknya kilang minyak Pertamina tersebut.
Ia pun mempertanyakan kesiapan perusahaan yang dipimpin oleh Komisaris Utama, Basuki Tjahya Purnama alias Ahok itu dalam melaksanakan operasinya.
Syaikhul heran peristiwa ledakan kilang minyak Pertamina bisa terjadi betubi-tubi.
“Kita pertanyakan kerjanya Komisaris Utama sebagai wakil dari pemegang saham (BUMN),” ujar Syaikul dalam keterangannya yang diterima, Senin (3/4/2023).
Lanjutnya, PT Pertamina memiliki portofolio yang baik dan merupakan perusahaan multi nasional yang sudah membangun jejaring bisnisnya di beberapa negara.
PT Pertamina Internasional EP, kata dia, juga sudah melakukan akuisisi dan pengelolaan lapangan migas untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Hanya saja, ia heran dengan rentetan kecelakaan kerja selama kepimpinan Ahok 5 tahun terakhir.
Ia menyebut peristiwa kebakaran kapal di Teluk Balikpapan Maret 2018, kebakaran Kilang Pertamina Balongan (Maret 2021), Kilang Cilacap (November 2021), Kilang Pertamina Balikpapan (Maret 2022) hingga kini masih menyisakan masalah.
Belum lagi kebakaran Depo Pertamina Plumpang (Febuari 2023), dan terakhir ledakan di Kilang Dumai Riau (Maret 2023).
Politisi PKB itu pun heran, PT Pertamina sebagai perusahaan nasional yang mendunia bisa memiliki track record manajemen resiko yang sangat buruk.
“Pak Ahok kerjanya apa ya? Atau jangan-jangan Pak Ahok sudah kerja tapi tak digubris sama Direksinya?” ujarnya.