Aliansi.co, Jakarta– Anggota DPRD DKI Jakarta mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) menyediakan mesin hemodialisis di seluruh Puskesmas tingkat Kecamatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Anggota Komisi E Abdul Azis Muslim mengatakan, mesin ini diperlukan agar pasien gagal ginjal tak perlu antre untuk melakukan cuci darah.
“Jadi masyarakat enggak harus antre. Apalagi ada yang harus menunggu satu bulan, padahal mereka harus rutin melakukan cuci darah,” ujar Azis di gedung DPRD DKI Jakarta, kepada wartawan, Selasa (20/8/2024).
Menurut dia, Dinas Kesehatan harus segera mematangkan perencanaan distribusi mesin hemodialisis ini agar bisa terealisasi pada 2025.
Pasalnya, terjadi lonjakan pasien anak gagal ginjal di Jakarta.
Dengan begitu, pasien gagal ginjal bisa mengakses layanan kesehatan tanpa harus menempuh perjalanan jauh dari tempat tinggalnya.
“Karena Puskesmas yang deket dengan warga. Makanya Faskes tingkat 1 mesti dilengkapi mesin ini, jadi masyarakat bisa ditangani di Puskesmas di domisili masing-masing,” ungkap Azis.
Sebelumnya, Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Merry Hotma telah meminta Dinas Kesehatan untuk mengaktifkan kegiatan skrining jajanan yang dijual di sekitar sekolah. Khususnya di sekitar area Sekolah Dasar (SD).
Hal tersebut diminta mengingat banyaknya kasus gagal ginjal yang mengharuskan anak cuci darah akibat mengkonsumsi jajanan tidak sehat.
“Merespons kasus banyak anak-anak cuci darah di RSCM kemarin, salah satu follow up dari Komisi E waktu itu adalah harus ada warning,” ujar Merry saat pembahasan Perubahan APBD Tahun 2024, Minggu (11/8) lalu.
Oleh karena itu, secepatnya ia minta Dinas Kesehatan gencar menskrining jajanan anak untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa.
“Saya usulkan supaya direncanakan, ada alat untuk mengecek pewarnanya, pemanisnya, pengawetnya, karena anak-anak kita yang terdeteksi dan ada si RSCM ini adalah generasi masa depan,” tandas Merry.