Kondisi ini kemungkinan bisa dialami baik oleh Prabowo Subianto (PS) maupun Ganjar Pranowo. Dasar perhitungan politiknya adalah bahwa jika PSI mendeklarasikan dukungan untuk Capres Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo, maka Paslon Anies-Cak Imin atau Amin tetap menjadi pihak yang berpotensi mendapatkan keuntungan.
Dalam kalkulasi yang sederhana, jika PSI yang dipimpin oleh Ketum Kaesang Pangarep mendukung Capres PS, maka Capres Ganjar berpotensi mengalami kerugian.
Sebaliknya, jika PSI mendukung Capres Ganjar, maka Capres PS berpotensi mengalami kerugian. Dengan demikian, paslon Anies-Imin atau Amin menjadi calon yang mungkin lebih kuat dalam konteks ini.
Sepertinya saat ini PSI tidak akan mendukung Paslon Amin, namun, perlu diingat bahwa keputusan politik dapat berubah sewaktu-waktu. Aliansi politik seringkali dipengaruhi oleh dinamika politik yang terus berubah, dan segala kemungkinan selalu ada dalam dunia politik.
Pada saat ini, para calon presiden atau capres 2024 sangat mengharapkan tambahan dukungan dari basis pendukung setia Jokowi. Dengan demikian, diyakini bahwa capres yang mendapatkan dukungan dari basis pendukung setia Jokowi memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilpres 2024.
Untuk meraih kemenangan dalam Pilpres 2024, langkah awal bagi calon presiden adalah memastikan mereka dapat maju ke putaran kedua Pilpres 2024. Oleh karena itu, penting bagi para calon untuk mempertimbangkan kerjasama dengan PSI.
Dalam konteks ini, PSI memiliki potensi sebagai wadah bagi pendukung setia Jokowi. Dengan demikian, mendapatkan dukungan dari PSI dapat dianggap sebagai mendapatkan dukungan dari basis pendukung setia Jokowi.
Upaya Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, untuk secara terbuka meminta dukungan dari pendukung Jokowi atau Jokower agar bergabung dengan PSI adalah langkah politik yang cerdas.