Sebab, bagi dia, panggilan politik adalah bagian dari perjuangan mewujudkan keadilan sosial.
“Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata.”
Kalimat ajaib WS Rendra itu selalu tergiang di batinnya sekaligus mendorongnya untuk ikut berjamaah dalam barisan ikhtiar menyelesaikan berbagai persoalan Jakarta.
Dia merasa kiprahnya sebagai jurnalis selama ini, sudah waktunya dilanjutkan dengan kisah heroik perjuangan di Kebon Sirih.
Bang Rizki paham bahwa spirit memperjuangkan idealisme bukan perkara mudah.
Namun, komitmen moralnya tak goyah.
Ia lahir dari kesederhanaan dan cita-cita mulia memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di lapisan terbawah kasta sosial.
Jakarta merupakan ruang hidup bersama. Karenanya ruang ketimpangan harus dipersempit atau bahkan ditutup rapat.
Dia ingin perjuangan tulisannya bertahun-tahun selama menjadi jurnalis menjadi nyata dalam perjuangan politik di DPRD DKI.
Jembatan politik yang dia pilih saat ini bukan tanpa pertimbangan matang.
Semuanya diawali dengan perenungan dan refleksi panjang.
Proses perenungan panjang yang dilakukan dengan melihat parpol yang paling ideal baginya untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Jakarta dan pemilihnya.
Apalagi Partai NasDem mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai calon presiden pada Pilres 2024.
Kesamaan visi politik mengantarkannya kepada parpol yang mengusung ide restorasi tersebut.