Secara khusus, dirinya ingin momentum Hari Buruh menjadi pengingat kepada semua pihak bahwa betapa pentingnya memperhatikan kebutuhan para buruh, khususnya para buruh perempuan.
Salah satunya, sebutnya, dengan memberikan cuti melahirkan yang layak dan fasilitas bagi ibu hamil/menyusui di tempat kerja.
“Hal ini yang sedang diperjuangan DPR lewat Rancangan Undang-undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA). Kita ingin semua pekerja perempuan mendapatkan hak-hak sesuai kodratnya, tapi sekaligus juga memiliki kesempatan karir yang sama dengan laki-laki,” ucapnya.
Puan pun mengingatkan para buruh yang akan turun memperingati Hari Buruh pada hari ini agar menyampaikan aspirasinya dengan tertib.
“Jika ingin menyampaikan aspirasi, saya harap teman-teman menjaga ketertiban bersama agar peringatan May Day berlangsung damai. Pastikan aksi damai juga mengikuti anjuran protokol kesehatan,” imbaunya.
Ia pun meminta agar para aparat kepolisian mengawal proses penyampaian aspirasi para buruh dengan mengedepankan sisi humanis.
Hal ini menjadi perhatiannya supaya tidak menimbulkan kekacauan yang melahirkan tindakan kekerasan selama aksi penyampaian aspirasi para buruh.
“Untuk aparat kepolisian yang mengawal proses penyampaian pendapat dari para buruh, utamakan selalu tindakan humanis. Beri perlindungan untuk teman-teman buruh yang tengah memperjuangkan hak-hak mereka. Kedepankan cara-cara persuasif,” tegasnya.
Terakhir, dirinya mengajak seluruh masyarakat untuk menghargai kerja-kerja para buruh karena buruh menjadi salah satu penopang perekonomian dunia.
“Selamat memperingati Hari Buruh untuk seluruh buruh Indonesia. Bekerjalah dengan hati dan motivasi untuk jejak karya terbaik demi kesejahteraan bersama. Dengan begitu, perekonomian Indonesia akan berkembang dan menjadi tolak ukur di mata dunia,” tutup Puan.