Aliansi.co, Jakarta- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan komitmennya untuk memberikan bantuan sosial (bansos) berupa beras kepada masyarakat hingga akhir tahun 2024.
Namun, Jokowi menyebut pemberian bansos tersebut tergantung pada ketersediaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hal itu dikatakan Jokowi saat kunjungan ke Kompleks Pergudangan Bulog Kalangkangan di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, pada Rabu (27/3/2024).
“Saya akan berusaha, tapi saya enggak janji,” kata Jokowi dilansir dari siaran pers Sekretariat Presiden, Rabu (27/3/2024).
Dalam kunjungannya tersebut, Jokowi menyerahkan bantuan pangan berupa beras kepada masyarakat.
Jokowi juga mengonfirmasi bahwa penerima manfaat sudah menerima bantuan untuk bulan Januari, Februari, dan Maret, serta mengumumkan bahwa distribusi akan berlanjut untuk tiga bulan berikutnya.
“Ini untuk yang 10 kilo Januari sudah diterima? Februari sudah? Maret sudah, kan sudah diterima. Nanti akan dilanjutkan April, Mei, Juni. Setuju?” ujar Jokowi yang dijawab masyarakat yang hadir dengan setuju.
Alasan pemberian bantuan beras, menurut Jokowi karena harga beras yang sedikit naik, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di banyak negara lain.
Dengan menyebutkan bahwa beberapa negara mengalami kekurangan pangan, Jokowi ngin menekankan bahwa Indonesia masih dalam posisi yang relatif baik dengan stok beras di Bulog yang mencapai 1,2 juta ton.
“Saya kalau ke daerah kalau datang ke gudang Bulog, pasti saya cek. Kalau terjadi masalah, saya akan segera perintahkan untuk segera stoknya mencukupi,” tuturnya.
Yeyen, salah satu warga penerima manfaat, merasa senang mendapatkan bantuan pangan dari pemerintah.
Ini merupakan kali keempatnya mendapatkan beras 10 kilogram.
“Sangat bersyukur sekali dapat bantuan seperti ini dari Pak Jokowi. Berharap bantuannya bisa dilanjutkan lebih berkembang lagi biar bantu masyarakat yang kurang mampu,” ujarnya.