Aliansi.co, Jakarta– Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Rieke Diah Pitaloka angkat bicara terkait insiden di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Pusat.
Dia tak ingin kasus penembakan yang dilakukan warga Lampung berinisial M (60) itu, dimanfaatkan provokator mengembangkan provokasi untuk memecah belah umat.
Insiden ini, kata Diah Pitaloka, justru menjadi momentum para ulama untuk menjaga persatuan di masyarakat.
“Nah ini yang harus kita sama-sama jaga, jangan berkembang provokasi. Kalau bisa, kepemimpinan para ulama kita itu memang inilah yang menjadi kunci juga salah satunya, kunci persatuan. Tapi kita melihat MUI itu sebagai wadah sentral bagi peran ulama. Peran ulama di tengah kehidupan masyarakat,” kata Diah sapaannya, dalam keterangannya dikutip, Jumat (5/5/2023)
Dia melihat, di tengah kompetisi politik jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024, peristiwa ini tidak direspon ke arah politik.
Masyarakat Indonesia menurutnya sudah cukup cerdas dalam mendengar, melihat, mengikuti dan menyikapi setiap isu dan peristiwa yang terjadi.
“Saya sih melihatnya, tidak direspon ke arah politik ya. Dinamika politiknya ada di ruang lain. Tapi saya sebagai yang ada di Komisi Agama DPR RI, saya melihat betapa pentingnya, atau betapa di depannya peran ulama di Indonesia,” ucap Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Terlebih, kata Diah, pelaku M yang melakukan penembakan pun dikabarkan ingin didengar oleh pihak MUI.
Hal itu sebagai bukti keberadaan MUI dipandang penting oleh pelaku dalam konteks organisasi keagamaan.
Diketahui, seorang pria berinisial M melakukan penembakan ke kantor MUI di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (2/5). Aksi tersebut langsung menyita perhatian Polres Metro Jakarta Pusat. Jajaran Polres pun akhirnya mendatangi lokasi untuk memeriksa tempat kejadian perkara.
Sesampai di lokasi, polisi telah menemukan pelaku dalam kondisi tidak sadarkan diri. M lantas dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati sebelum dinyatakan meninggal dunia.