Aliansi.co, Madina– Selain soal larangan beristri 2, Kasatpol PP yang viral dianiaya anggotanya hingga berdarah-darah, juga dipicu masalah pencairan uang kegiatan razia.
Ahmad Fauzan anggota Satpol PP Mandailing Natal (Madina) mengungkapkan awal pemicu emosinya hingga menganiaya atasannya yakni Kasatpol PP Madina Yuri Andri.
Dia mengaku emosi karena uang honor kegiatan razia dari Januari hingga April yang menjadi hak anggota, tidak dicairkan oleh Kasatpol PP Yuri Andri.
“Kami kan ada kegiatan razia mulai bulan Januari hingga Mei, itu tidak ada dicairkan Pak Kasat ke anggota. Harusnya April dicairkan,” kata Ahmad Fauzan kepada wartawan, kemarin (8/6/2023).
Selain itu, kata Ahmad Fauzan, adanya perintah dari Kasatpol PP Yuri Andri yang meminta para anggota mengisi sebuah surat pernyataan.
“Ada surat pernyataan yang dibuat Kasat ini secara sepihak tanpa komunikasi dengan Kabid dan Kasi,” kata Ahmad Fauzan.
Dikatakannya, dalam pesan yang disampaikan Yuri Andri melalui bendahara Satpol PP, anggota yang tidak mengisi surat pernyataan tidak akan gajian.
“Pak Kasat ngomong ke bendahara, kalau ini (surat pernyataan) tidak diisi, tidak akan dikeluarkan gajinya,”ujarnya.
Kendati diancam tidak gajian, Fauzan tetap menolak mengisi surat pernyataan tersebut.
Hal itu karena dalam surat pernyataan ada poin soal aturan yang melarang anggota Satpol PP beristri dua.
“Ada poin empat di situ bunyinya tidak boleh beristri dua, karena poin itunya aku enggak mau,” bebernya.
“Jadi bukan karena masalah disiplin seperti yang dijelaskan Pak Bupati,” sambungnya.
Apalagi, lanjutnya sejak Januari hingga Juni 2023, Fauzan mengaku tidak pernah melanggar disipilin.
“Satu lagi, dari awal bulan Januari sampai awal bulan Juni saya tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin ataupun surat peringatan,” ungkapnya.
Dia menyatakan, akibat tidak mengisi surat pernyataan yang diminta Yuri Andri, ia dan 47 anggota Satpol PP lainnya tidak gajian pada bulan Mei.
Padahal gaji tersebut diperlukannya untuk memenuhi kebutuhan anaknya yang sedang sekolah.
“Jadi di situ, aku udah bercampur aduk emosi (uang) kegiatan tidak cair, gaji pun ditahan dia (Kasatpol PP) gara-gara surat pernyataan dengan bunyi kek gitu, aku kan butuh uang sekolah anak, itunya yang membuat aku emosi sebenarnya,” ucapnya.