Aliansi.co, Jakarta- Partai Demokrat mengungkit ajakan ‘menjemput takdir’ yang disampaikan Anies Baswedan kepada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi pasangan Capres-Cawapres 2024-2029.
Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya usai Anies dianggap berkhianat yang menyetujui Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menjadi pasangannya di Pilpres 2024.
Riefky mengungkapkan Anies mendadak mengajak AHY bertemu di sebuah rumah Jalan Lembang, Jakarta Pusat, pada 23 Januari 2023.
Riefky menganggap ajakan itu karena Anies yang diusung Nasdem sebagai Capres pada Oktober 2022, belum berhasil membentuk sebuah koalisi parpol yang memenuhi syarat Presidential Threshold 20 persen.
“Anies Baswedan mengajak Ketum AHY “menjemput takdir” sebagai pasangan Capres-Cawapres. Dengan kesepakatan Anies membawa Partai Nasdem, Ketum AHY membawa Partai Demokrat dan keduanya bekerjasama untuk mengajak PKS, ” kata Riefky dalam keterangan tertulisnya dikutip, Jumat (1/9/2023).
Peristiwa itu, kata Riefky, disaksikan oleh 4 orang dari tim 8 Koalisi Perubahan.
Adanya kesepakatan itu, lanjut Riefky, PKS akhirnya bergabung menjadi partai pendukung Anies.
Maka secara formal, kata dia, Koalisi Perubahan untuk Persatuan diresmikan 14 Februari 2023 dengan penandatanganan piagam koalisi oleh ketiga pimpinan parpol yakni Demokrat, NasDem dan PKS.
Salah satu poin kesepakatan piagam koalisi, lanjutnya, Anies diberikan mandat untuk menentukan Cawapresnya dengan kriteria yang telah ditentukan.
Pada 12 Juni 2023, diungkapkan Riefky, Anies tiba-tiba menghubungi AHY dan meminta untuk menjadi cawapresnya.
“Anies mengatakan kepada Ketum AHY, saya ditelepon beberapa kali oleh Ibu saya dan guru spiritual saya, agar segera berpasangan dengan Capres-Cawapres Anies-AHY,” bebernya.
Selanjutnya, kata dia, sesuai mandat dalam piagam koalisi yang disepakati dan ditandatangani oleh ketiga ketua umum parpol pengusung, pada 14 Juni 2023 Anies memutuskan untuk memilih AHY sebagai Cawapresnya.
Anies pun menyampaikan keputusannya itu kepada para ketua umum parpol dan majelis tertinggi masing masing partai koalisi.
“Menurut Anies ketiga pimpinan parpol menerima putusan tersebut dan tidak ada penolakan,” sebut Teuku Riefky.
Menurutnya, adapun alasan Anies memilih AHY karena dianggap telah memenuhi seluruh syarat dan kriteria yang ditentukan dalam Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Selain itu, lanjut Riefky, Anies juga menilai AHY memiliki keberanian dan bersedia menempuh resiko untuk menjadi pendampingnya, meskipun partai Demokrat saat itu terancam diambil alih oleh KSP Moeldoko melalui PK di Mahkamah Agung.
“Anies melihat syarat keberanian itu sebagai syarat ke-0, yang tidak dimiliki oleh kandidat Cawapres lainnya. Pernyataan soal syarat ke-0 ini juga telah disampaikan kepada publik,” katanya.