“Rencana buka puasa bersama. Setelah itu Mas Anas lanjut ke Blitar sungkem ke ibunya. Namun semuanya menunggu surat Dirjen Pas dan Kalapas Sukamiskin juga,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menegaskan bahwa Anas Urbaningrum bukan lagi bagian dari Partai Demokrat.
“Bukan bagian dari kami lagi ya. Kalau dari kami jelas, kami bersyukur bahwa punya pelajaran pahit di masa lalu yang membuat kami jauh lebih kuat dan bagian kelompok yang membuat rusak partai ini di masa lalu tidak ada lagi di partai ini. Sudah bersih-bersih,” jelas Herzaky saat diwawancarai awak media di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (3/4/2023).
“Sisa-sisa Anas itu di KLB Moeldoko 2021. Bagi kami sudah selesai begitu. Alhamdulillah generasi baru sudah belajar dri masa lalu lebih hati-hati sehingga kami tidak ingin ada petualang politik yang mendompleng apalagi ada upaya melakukan korupsi,” tambah dia.
Pada masa kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kata dia, Demokrat sudah memiliki sikap yang jelas dan tegas.
“Kalau mau bicara pendek, aduh Anas itu hanya masa lalu Demokrat. Sebetulnya tidak ada kaitan sama sekali dengan kami,” tegas dia.
Selain itu, Herzaky juga menyebutkan jika ada loyalis Anas yang ingin buka-bukaan di balik kasus korupsi Hambalang.
Dia bahkan mempersilakan pihak Anas untuk buka suara.
“Buka saja. Itu malah kami tunggu. Silakan buka-bukaan. Dia masalahnya di KPK yang menangkap dia bukan Demokrat. Karena perbuatan mereka dan gengnya itu merusak Demokrat di saat sedang tinggi-tingginya elektabilitas tidak mudah untuk recovery,” jelas dia.