Aliansi.co, Jakarta- Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla alias JK menanggapi film dokumenter Dirty Vote yang menghebohkan heboh jagat maya sejak tayang pada Minggu (11/2/2024).
JK mengaku sudah menonton film dokumenter yang disutradarai oleh Dhandy Dwi Laksono itu.
JK menilai film yang mengungkap dugaan kecurangan selama proses Pemilu dan Pilpres 2024 itu, masih terasa ringan dibandingkan dengan kenyataan yang ada.
“Film itu betul luar biasa. Tapi semuanya kebenaran kan lengkap dengan foto, lengkap dengan kesaksian, tapi bagi saya, saya kira ini dirty vote, film ini masih ringan dibanding kenyataan yang ada di masa itu,” kata JK saat ditemui di kediamannya, Senin (12/2/2024).
“Masih tidak semuanya mungkin baru 25 persen,” sambungnya.
JK menyebut, Dirty Vote yang sudah ia tonton masih belum mengungkap dugaan kecurangan yang terjadi di daerah-daerah ataupun desa-desa.
Bahkan, kata JK, dugaan kecurangan yang terjadi di desa termasuk penyalahgunaan bantuan sosial.
Dengan demikian, JK menilai bahwa Dhandy Laksono masih tergolong sutradara yang sopan karena tidak menguak secara keseluruhan.
“Jadi masih banyak lagi sebenarnya yang jauh lebih banyak mungkin sutradaranya lebih sopan lah. Masih sopan tapi bagian pihak lain masih marah apalagi kalau dibongkar semuanya,” ujarnya.
JK menilai Dirty Vote bisa menunjukkan bahwa proses pemilu yang tidak jujur bisa menyebabkan pemilih yang tidak sempurna.
“Pemilu yang kotor akan hasilnya menyebabkan pemilih yang tidak sempurna. Saya tidak mengatakan kotor, katakanlah tidak sempurna,” pungkasnya.
Diketahui jagat maya digegerkan dengan beredarnya film Dirty Vote di media sosial YouTube.
Film dokumenter dari tiga pakar hukum tata negara ini mengungkap dugaan kecurangan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Film dokumenter Dirty Vote berisi tiga pandangan dari ahli hukum tata negara antara lain, Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar, yang mulai tayang di akun YouTube Dirty Vote, Minggu (11/2/2024).