Aliansi.co, Jakarta- Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan masih terus melakukan penataan terhadap kampung kumuh di wilayahnya.
Penataan kampung kumuh salah satunya dengan membangun sarana dan prasarana untuk mendukung aktivitas warga.
Seperti diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sebanyak 90 RW yang dianggap kumuh di Jakarta Selatan
Karena itu, Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jakarta Selatan membangun 9 jembatan antar kampung (JAK) sebagai akses pejalan kaki.
Kepala Suku Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Jakarta Selatan Imam Bahri menerangkan pembangunan 9 JAK tersebut dilakukan pada semester akhir 2023 lalu.
Jembatan dibangun di 7 lokasi yang merupakan kawasan kategori RW kumuh.
Pembangunan 9 jembatan antik ini menelan anggaran Rp1 miliar.
“Pembangunan JAK kami lakukan di 7 lokasi kampung kumuh, ini usulan pengajuan Musrenbang tahun sebelumnya,” kata Imam Bahri saat dihubungi, Rabu (6/3/2024).
Menurut Imam, jembatan antik tersebut memiliki lebar antara 2-3 meter.
Adapun bentangan jembatan menyesuaikan eksisting lebar badan kali.
Imam menambahkan, pembangunan dilakukan sebagai upaya mewujudkan aspirasi masyarakat, karena jembatan tersebut menghubungkan antar kampung yang merupakan jalan alternatif bagi masyarakat.
“Kami buat tidak besar, hanya untuk jalan orang, dan juga sepeda yang bisa melewati. Meski begitu manfaatnya sangat besar, karena menghubungkan beberapa titik seperti pasar, rumah warga, dan titik evakuasi,” ujarnya.
Salah seorang warga RT 12/RW 04, Kelurahan Bangka, Maya, menuturkan, pembangunan JAK sangat bermanfaat bagi dirinya dan juga warga sekitar.
Karena sebelumnya, hanya ada jembatan kayu yang digunakan, dan berpotensi membahayakan warga.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Jakarta Selatan yang telah membangun jembatan ini. Alhamdulillah tidak ada rasa takut lagi untuk lewat jembatan, karena sudah dibangun lebih bagus dan antik,” tandasnya.