Kamis, Desember 12, 2024

Jokowi Sedih Kebebasan Demokrasi jadi Ajang Menebar Kedengkian dan Fitnah

WIB

Aliansi.co, Jakarta- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR/DPR dan DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/08/2023)

Mengawali pidatonya, Jokowi menyinggung bahwa Indonesia sedang memasuki tahun politik menjelang Pemilu Serentak 2024.

Jokowi mengatakan meski belum masuk masa kampanye, namun dirinya sudah dijadikan tameng oleh beberapa capres.

Jokowi menyebut bahwa fotonya sudah banyak dipasang di mana-mana, mulai dari wilayah provinsi sampai ke desa-desa.

Baca Juga :  Tarik Investor, Jokowi Pastikan Pakai Energi Hijau 100 Persen di IKN

“Tapi bukan foto saya sendirian, ada di sebelahnya bacapres, menurut saya engga apa-apa, boleh-boleh saja, ” kata Jokowi dilansir dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (16/8/2023).

Jokowi menyatakan, posisi presiden itu tidak senyaman yang diperkirakan banyak orang.

Ia mengatakan ada tanggung jawab besar yang diemban dan banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan seorang kepala negara.

Namun, kata Jokowi, dengan adanya media sosial apa pun bisa disampaikan kepada presiden.

Baca Juga :  Mentan Syahrul Limpo Ngaku di India, Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Bahkan makian dan fitnah kepada dirinya bisa dengan mudah disampaikan lewat media sosial.

“Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plongak-plongok, tidak tahu apa-apa, fir’aun, tolol. Ya, ndak apa, sebagai pribadi, saya menerima saja,” kata Jokowi.

Hanya saja, kata Jokowi, dirinya sedih karena budaya santun dan budi pekerti luhur bangsa seperti sudah hilang.

Jokowi juga melihat kebebasan demokrasi saat ini jadi ajang menebar kedengkian dan fitnah.

Baca Juga :  Resmikan 4 Terminal di Pulau Jawa, Jokowi Singgung Sosok Preman

“Kebebasan demokrasi digunakan untuk melampisakan kedengkian dan fitnah,” bebernya.

Jokowi menghargai bahwa tidak semua masyarakat terkena polusi budaya kedengkian tersebut.

Mayoritas masyarakat, kata Jokowi, justru sangat kecewa dengan polusi budaya tersebut.

“Cacian dan makian yang ada justru membangunkan nurani bangsa untuk bersatu menjaga moralitas ruang publik sehingga kita bisa melangkah maju menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Jokowi.

Artikel Terkait

Berita Terpopuler

Minum Air Bong Sabu, Bayi di Samarinda Teler Semalam Suntuk, Begini Kronologisnya

Aliansi.co, Samarinda- Seorang bayi di Samarinda, Kalimantan Timur dinyatakan positif narkoba jenis sabu. Balita tersebut positif narkoba setelah mimun air dari botol bekas bong tetangganya. Alhasil,...

Berita Hukum

Kapolri Pamer Barang Bukti Narkoba, Mulai Sabu hingga Kokain

Aliansi.co, Jakarta- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memamerkan barang bukti narkoba hasil pengungkapan kasus selama sebulan. Kapolri menyebut barang bukti narkoba tersebut senilai Rp 2,88...

Polisi Buru Bandar Judol yang Diduga Setoran ke Pegawai Komdigi, Ini Sosoknya

Aliansi.co, Jakarta- Polda Metro Jaya terus mengembangkan kasus judi online (Judol) yang melibatkan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Polisi masih memburu sejumlah bandar yang...

Tak Terima Disalip, ‘Bang’ Jago Pengeroyok Sopir Taksi Online Ternyata Pakai Mobil Rental

Aliansi.co, Jakarta- Polisi menangkap "Bang Jago" pelaku pengeroyokan sopir taksi online di Tol Dalam Kota Jakarta-Tangerang arah Cawang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Rabu...

Bareskrim Gerebek Laboratorium Narkoba di Bali, WNI Pengendali Buron

Aliansi.co, Jakarta- Bareskrim Polri menggerebek laboratorium narkoba jenis hashish di Jimbaran, Bali. Laboratorium ini dikendalikan seorang Warga Negara Indonesia (WNI) inisial DOM yang kini masuk...

Paman Birin Menang Praperadilan, Hakim Nyatakan Penetapan Tersangka Sewenang-wenang

Aliansi.co, Jakarta- Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menerima gugatan praperadilan Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) H Sahbirin Noor atau Paman Birin. Majelis hakim menyatakan penetapan Sahbirin Noor...