Aliansi.co, Jakarta- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah menteri kabinet membahas soal percepatan transformasi dan keterpaduan layanan digital di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (12/2023).
Dalam arahannya, Jokowi terus mendorong birokrasi agar berdampak, tidak berbelit-belit, lincah, dan cepat.
“Arahan Bapak Presiden birokrasi harus berdampak, birokrasi tidak boleh lagi berbelit-belit dengan tumpukan kertas. Oleh karena itu, beliau berharap ini birokrasi menjadi lincah dan cepat,” ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Abdullah Azwar Anas, dalam keterangannya usai rapat, Senin (12/6/2023).
Saat ini, Kementerian PAN-RB telah melakukan pemangkasan klasifikasi jabatan aparatur sipil negara (ASN), dari awalnya 3.414 klasifikasi jabatan menjadi 3 kelompok jabatan.
Selain itu, ASN juga kini bisa berpindah lintas rumpun, serta adanya penyederhanaan proses bisnis layanan kepegawaian.
“Layanan kenaikan pangkat dari 14 tahap kita pangkas jadi 2 tahap, pensiun dari 8 tahap tinggal tiga tahap, pindah instansi dari 11 tahap menjadi tiga tahap. Ini contoh yang diharapkan segera dieksekusi oleh kementerian lembaga khususnya Kemenpan RB,” jelasnya.
Di samping itu, penyesuaian juga dilakukan dari segi regulasi yang lebih sederhana, dari awalnya sekitar 1.000 aturan menjadi hanya 1 Peraturan Pemerintah (PP) yang berisi gabungan aturan tentang ASN.
Menurut dia, banyaknya aturan tersebut juga menghambat birokrasi menjadi kelas dunia.
“Maka atas saran Bapak Presiden kami pangkas ini sekarang dari 766 DIM (daftar inventarisasi masalah) tersisa 48 DIM terkait dengan pemberhentian, upaya banding, dan korps profesi pegawai dan 85 DIM terkait dengan kesejahteraan,” ungkapnya.
Selain itu, penilaian reformasi birokrasi di kementerian dan lembaga juga kini lebih sederhana, dari awalnya 259 komponen pertanyaan dan unggahan ribuan dokumen, kini menjadi hanya 26 dampak.
Azwar berharap, dengan reformasi birokrasi yang bagus bisa turut berdampak pada penurunan kemiskinan dan peningkatan investasi.
“Jadi kalau RB-nya bagus kira-kira kalau kemiskinannya turun investasinya meningkat. Kalau dulu fokus di hulu sekarang kita fokus di hilir sehingga kita lebih berdampaknya bukan di tumpukan kertasnya,” tuturnya.