Aliansi.co, Jakarta- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengingatkan jajaran Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil) Polri untuk waspada terhadap ancaman terorisme dan konflik yang dapat mengganggu tahapan Pemilu 2024.
Hal ini disampaikan Kapolri dalam Apel Kasatwil tahun 2023 yang dihadiri pejabat utama Mabes Polri, jajaran kapolda, hingga kapolres seluruh Indonesia di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.
Listyo Sigit mengatakan bahwa dinamika tantangan global, termasuk perang Israel-Palestina, dapat berimplikasi terhadap meningkatnya kejahatan terorisme.
“Menghadapi dinamika tantangan global yang tentunya berimplikasi terhadap meningkatnya kejahatan, tertentu beberapa waktu yang lalu dampak dari perang Israel-Palestina, tentunya juga membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris dan mau tidak mau kita juga tentunya harus waspada,” katanya kemarin (1/11/2023).
Sigit juga meminta jajarannya tetap melakukan pengawalan terhadap seluruh program pembangunan nasional agar berjalan secara aman dan lancar sesuai rencana pemerintah.
“Disisi lain, selain tahapan Pemilu kita tetap harus melaksanakan program-program yang sudah menjadi agenda nasional, mengawal program pembangunan yang harus tuntas di tahun 2023 dan 2024,” ujar Sigit.
Sigit menjelaskan, Polri telah menyiapkan strategi dan perencanaan yang matang dalam menghadapi seluruh agenda nasional maupun tantangan global yang bisa berpengaruh ke dalam negeri.
Sigit menekankan, dengan adanya kesiapan yang matang dari Polri, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat tetap berjalan aman dan damai.
“Ini semua menjadi bagian yang harus kita rencanakan dan persiapkan. Sehingga, seluruh tantangan dan juga masalah yang muncul dari tahapan Pemilu, eskalasi global yang kemudian berdampak pada situasi dalam negeri dan berbagai macam kebijakan pembangunan yang harus kita kawal, semuanya harus berjalan,” tutur Sigit.
Disisi lain, Sigit kembali menegaskan kepada seluruh jajarannya untuk tetap mengawal dan mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan dalam momentum pesta demokrasi lima tahunan ini.
Perbedaan pendapat dan pilihan, kata Sigit adalah hal biasa terjadi dalam Pemilu.
Namun, merawat bingkai persatuan-kesatuan adalah hal utama yang harus terus menjadi komitmen seluruh lapisan masyarakat.
“Intinya bagaimana kita bisa menjaga situasi perbedaan pendapat karena perbedaan pilihan ini tidak membuat kondisi di lapangan dan masyarakat menjadi panas, panasnya saya kira biar di televisi, di media sosial, tapi di lapangan, di grass root semuanya harus dingin,” tandasnya.