Aliansi.co, Jakarta– Lima halte Transjakarta yang terintegrasi dengan kereta LRT Jabodebek telah diuji coba sejak Jumat (24/3/2023) lalu.
Namun akses menuju kereta tersebut masih ditutup, karena kereta belum dioperasikan.
Diketahui, ada lima halte BRT Transjakarta yang terintegrasi LRT Jabodebek telah dioperasikan sejak Jumat (24/3/2023) lalu.
Kelima halte itu adalah Departemen Kesehatan (halte BRT Stasiun Kuningan), halte GOR Soemantri (halte BRT Stasiun Rasuna Said), halte Setiabudi Utara (halte BRT Stasiun Setia Budi), halte BNN (halte BRT Stasiun Cawang), dan halte Dukuh Atas 2 (halte BRT Stasiun Dukuh Atas).
Penggunaan halte ini setelah Transjakarta dan LRT Jabodebek meneken berita acara operasional prasarana Halte BRT Terintegrasi Stasiun LRT pada Jumat (24/3/2023) lalu.
Keberadaan halte dan stasiun ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Dokumen itu ditandatangani Pelaksana (Plt) Direktur Utama Transjakarta Mohamad Indrayana dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengembangan Prasarana Transportasi Perkotaan/Urban Transport Kementerian Perhubungan Ferdian Suryo Adhi Pramono.
“Penandatanganan ini merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan Transjakarta dikarenakan terdapat sembilan halte BRT Transjakarta yang akan dioperasikan setelah terdampak pembangunan proyek LRT Jabodebek,” ujar Indrayana berdasarkan keterangannya pada Jumat (24/3/2023).
Sementara untuk halte-halte Transjakarta non integrasi yang akan dioperasikan antara lain adalah halte Kuningan Timur, halte Patra Kuningan, halte Karet Kuningan, dan halte Kuningan Madya.
Selain pengoperasian halte-halte terdampak akan dibuka akses Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) halte Cikoko Stasiun Cawang.