Hal senada juga diungkap Wakil Ketua Komisi C Rasyidi. Ia menekankan bahwa tempat-tempat wisata yang telah direvitalisasi harus dioptimalkan sehingga bisa menghasilkan pendapatan.
“TIM sudah dibangun baik, seyogyanya setelah revitalisasi juga harus dapat keuntungan. Keuntungan secara moril ataupun materil, jangan kita membuat sesuatu tidak ada manfaatnya,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengaku rendahnya realisasi retribusi yang disetorkan karena masih dalam masa transisi pandemi. Sehingga sebagian besar kegiatan yang ada di aset tersebut memang tidak banyak dikunjungi oleh pengunjung.
“Retribusi jasa usaha di Dinas Kebudayaan targetnya Rp8,2 miliar hanya realisasi Rp3,7 miliar atau 44,84%. Transisi pandemi jelas membuat kami agak kesulitan untuk mengejar target. Kami juga pada tahun 2022 mengadakan revitalisasi pada gedung-gedung pertunjukan karena tidak ada pengunjung,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Parekraf DKI Andhika Permata menjelaskan pihaknya hanya mencapai target retribusi sebesar Rp2,9 miliar atau 20,99% dari target Rp14,1 miliar. Tidak tercapainya target tersebut, kata dia, karena pada tahun 2022 Monumen Nasional (Monas) sempat tutup hinga bulan Juni.
“Karena wisata kawasan Monas ditutup berdasarkan Seruan Gubernur nomor 3 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penyebaran Covid-19 bagi Masyarakat. Penutupan dilaksanakan mulai tangal 20 Maret 2019 sampai 15 juni 2022, dan 1 Juli 2022 untuk wisata cawan Monas,” ungkapnya.