Rustina melanjutkan, ia pun mengiyakan permintaan anaknya itu.
Lalu, Zidan bersama ibunda dan sang ayah berfoto bertiga.
Setelahnya Rustina meminta Zidan berfoto dengan adiknya.
“Akhirnya saya foto bertiga. Terus Zidan saya fotoin berdua sama adiknya,” kata Rustina.
Bagi Rustina, bukan momen foto bersama yang dirasakannya sebagai firasat kepergian anaknya.
Namun, permintaan terakhir Zidan yang tak biasa itu yang menjadi firasat anaknya mau berpisah untuk selamanya.
Menurut Rustina, saat itu Zidan seperti berat berpisah dengan dirinya.
Padahal setiap keberangkatan dari bandara, Zidan pergi begitu saja.
“Biasanya kalau sudah masuk (bandara) dia biasa aja. Tapi waktu itu enggak,” ujarnya.
Rustina masih ingat ketika Zidan sambuil berjalan menoleh ke belakang melihat kedua orang tuanya dan adiknya yang mengantarnya di ujung pintu masuk bandara.
Zidan seolah memberikan pandangan terakhir kepada ayah, ibu dan adiknya meski telah berjalan jauh masuk area bandara.
“Dia sampai jauh terus pandangi kami. Itu yang enggak kami sadari kalau itu terakhir,” cerita Rustina meneteskan air mata.