Sehari berselang, sang Kepala Sekolah kemudian memanggilnya untuk datang ke sekolah pada Selasa (6/5/2025).
Dalam pertemuan tersebut, dirinya ditegur langsung oleh sang Kepala Sekolah.
“Kepala Sekolah bilang, ‘ini karena sudah ke dinas, ini ranahnya udah jadi beda’,” imbuhnya.
James mengaku tidak mengerti mengenai kalimat sang Kepala Sekolah.
Dirinya hanya merasa pendidikan anaknya akan terancam.
“Saya kurang paham dengan kalimat itu, tapi saya khawatir, apalagi ada kalimat ‘keluar saja’. Karena itu saya hari ini kembali ke kantor Sudin (Pendidikan) lagi,” ungkapnya.
Namun sayang, harapannya mendapatkan solusi sirna.
Dirinya tidak bisa bertemu dengan pihak Sudin Pendidikan Jaksel.
“Kalau begini anak saya bisa putus sekolah. Memang, anak saya ada niatan supaya nggak usah lanjutin sekolah, dia bilang mau kerja apa aja,” ungkap James.
“Tapi sekarang ini mau kerja apa? saya bilang ‘bisa kamu apa? Kamu dilempar pisau di dapur hotel mau? kamu nggak bisa kerja apa-apaan. Dibanting-bantingin panci mau?” ujarnya sedih.
Pernyataan James membuat Joshua terdiam.
Namun ketika ditanya mengenai keinginannya, Joshua mengaku masih ingin bersekolah.
Tetapi juga tidak ingin memberatkan kedua orangtuanya.
“Saya masih mau sekolah, tapi kasihan orangtua,” ujarnya pelan.
Tak Ada Agenda Belajar
Ibunda Joshua, Yeni Lita Eka Purnama mengungkapkan, berdasarkan edaran pihak sekolah, Program Widya Wisata tak hanya berupa kegiatan tamasya.
Tetapi juga ada pembelajaran siswa di setiap jurusan, yakni kuliner, perhotelan dan widaya wisata (perjalanan wisata).
“Jadi kalau pihak sekolah bilang itu nggak semua jalan-jalan, misal di bus itu diajarkan jadi tour guide, di hotel nanti diajarin soal perhotelan. Soal Kuliner juga gitu waktu mereka makan di hotel atau di restoran,” ungkap Yeni.
Menilik pernyataan Yeni, Warta Kota mencoba melihat jadwal Program Widya Wisata.
Dalam buku panduan, Karya wisata tertulis dimulai dengan berkumpulnya seluruh peserta tur di SMK Patria Wisata.
Pada hari pertama ini, seluruh rombongan menuju Bali lewat perjalanan darat.
Perjalanan Jakarta menuju Banyuwangi diperkirakan memakan Waktu sekira 18 jam.
Sesampainya di Pelabuhan Ketapang, tidak dijelaskan lebih lanjut lokasi peristirahatan rombongan, termasuk para siswa.
Namun dalam jadwal, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju Bali dengan menaiki kapal ferry dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk
Sesampainya di Pelabuhan Gilimanuk, rombongan langsung menuju Denpasar dan mengunjungi objek wisata Tanah Lot.
Pada hari ketiga, para siswa diajak mengunjungi ejumlah lokasi wisata di bali, mulai dari Museum Bajra Sandi, Tanjung Benoa, pantai Pandawa, GWK.
Selanjutnya,pada hari keempat, siswa Kembali diajak berwisata ke sejumlah objek, antara lain menyaksikan Tari Barong dan berkunjung ke Pura Ulundanu.
Pada hari yang sama, pihak sekolah mengajak wisata belanja ke dua tempat berbeda, yakni Pasar Sukowati dan Jogger.
Pada hari kelima, para siswa berangkat menuju Yogyakarta.
Perjalanan diperkirakan menghabiskan aktu satu hari penuh.
Rombongan diproyeksikan tiba di Yogyakarta via jalur selatan itu pada hari keenam pagi.
Mereka langsung diajak mengunjungi Candi Prambanan dan berbelanja di Kawasan Malioboro.
Sementara pada hari ketujuh, rombongan menuju Jakarta.
Perjalanan lewat jalur darat itu diperkirakan menempuh aktu sekira 9 jam.
Tanggapan Pemkot Jaksel
Keluhan James ditanggapi oleh plt Kepala Sudin Pendidikan 2 Jakarta Selatan, Sarwoko.
Sarwoko menyayangkan hal tersebut.
Apalagi diketahui, Joshua terancam putus sekolah.
“Masya Allah, kalau bisa seharusnya diikutkan gratis, disubsidi sekolah. Kalaupun nggak ikut ya tetap aja, semuanya sama, nggak ada ancam-ancaman dan sebagainya,” jelasnya dihubungi pada Selasa (6/5/2025).
Terkait permasalahan, Sarwoko meyakinkan akan segera menindaklanjuti kejadian yang dialami oleh James.
Dirinya akan menghubungi pihak sekolah secara langsung.
“Saya langung TL (tindak lanjuti), nanti kita akan mediasi,” ungkap Sarwoko.