Aliansi.co, Jakarta- Emiten pertambangan nikel, PT PAM Mineral Tbk (NICL), membukukan penjualan pada akhir tahun 2022 sebesar Rp 1,13 triliun.
Pendapatan ini mengalami kenaikan 170% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 419 miliar.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, penjualan tersebut dikontribusi sepenuhnya dari penjualan kepada pihak ketiga.
Penjualan terbesar nikel kepada PT Kyara Sukses Mandiri yang senilai Rp 706,97 miliar.
Selanjutnya, PT Indonesia Ruipu Nickel and Chrome Alloy Rp 165,72 miliar dan PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry Rp 118,47 miliar.
Sementara dari sisi laba usaha NICL naik 208% dari sebesar Rp 59,4 miliar menjadi sebesar Rp 183 miliar.
Laba bersih perusahaan tercatat mengalami peningkatan 230% dari sebesar Rp 45,5 miliar menjadi sebesar Rp 150 miliar pada tahun 2022.
“Peningkatan kinerja operasional dan keuangan perseroan ini akan menambah nilai bagi pemegang saham,” kata Direktur Utama NICL Ruddy Tjanaka dalam keterangan resminya yang diterima, Selasa (4/4/2023).
Perseroan berkomitmen untuk terus melakukan ekplorasi berkelanjutan serta menjaga prinsip konservasi mineral melalui optimasi pemanfaatan bijih nikel yaitu memanfaatkan sumberdaya mineral dan melakukan diversifikasi produk.
Diversifikasi produk dilakukan dengan pembagian berdasarkan persentasi kadar nikel yang terkandung dalam bijih menjadi bijih kadar rendah, bijih kadar menengah dan bijih kadar tinggi (low grade, middle grade, dan high grade).