Aliansi.co, Sukabumi- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terjun ke Sungai Cipabaluhan, Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Dedi tampak geram melihat kondisi Sungai Cipabaluhan penuh dengan tumpukan sampah yang dianggap sebagai pemicu banjir bandang di Pelabuhanratu, pada Kamis (6/3/2025) lalu.
Sebelum turun ke sungai, Dedi awalnya menyoroti konstruksi jembatan yang dibangun terlalu rendah di atas Sungai Cipabaluhan.
Ia pun menjelaskan kepada Kepala Dinas (Kadis) Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jabar, Dikky Achmad Sidik, bahwa konstruksi jembatan yang dibangun secara lurus, menyebabkan arus air sungai berbalik
Kondisi tersebut diperparah dengan tumpukan sampah yang tersangkut di bawah jembatan membuat banjir bandang menerjang Kabupaten Sukabumi.
“Peristiwa di Sukabumi itu sebenarnya sederhana pak. Harusnya konstruksi jembatan itu tidak lurus pak, kontruksi jembatan itu harusnya melengkung,” kata Dedi dilansir dari tayangan video YouTube Dedi Mulyadi, Minggu (9/3/2025).
“Ini jembatan harus dibongkar dan didesain ulang, dibuat melengkung,” sambung Dedi.
Dedi pun meminta seluruh pihak untuk menghentikan aktivitas penebangan pohon, penambangan, serta alih fungsi lahan yang tidak terkendali.
“Kita enggak bisa beresin ini kalau hulunya nggak beres. Hulunya rusak, hilirnya tidak terurus,” kata Dedi.
Setelahnya, Dedi turun ke sungai membersihkan sampah yang menumpuk di sungai.
Dengan mengenakan sepatu bot, Dedi turun ke sungai membersihkan sampah bersama warga.
Dedi bahkan masuk ke kolong jembatan untuk membersihkan sampah yang tersangkut.
Dedi menemukan berbagai jenis sampah, mulai dari bantal, baju, hingga kasur tersangkut di bawah jembatan.
Dengan cekatan Dedi menarik sampah yang menghambat aliran air dan memberikannya kepada warga untuk diangkut ke luar sungai.
Dedi juga mengajak warga dan pejabat setempat untuk ikut turun tangan membersihkan sampah.
“Saya cenderung untuk hari ini tidak dulu menyapa warga bagi sembako, karena itu tugasnya Dinas Sosial, bukan tugas saya. Hari ini saya fokus menyelesaikan berbagai konstruski yang salah dan harus dibenahi,” ujarnya.
“Karena yang rusaknya juga orang lain, yang memperbaikinya harus kita bersama,” sambungnya.